Kisah Nabi Nuh



Asal keturunan 
  • Beliau keturunan yang ke-10 dari Nabi Adam.
  • Diutuskan Allah sebagai Rasul untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada penduduk negeri Armenia.
  • Tinggal bersama orang yang beriman selama 950 tahun.
  • Seorang nabi yang sering menangis memikirkan kaumnya yang sangat menderhakai Allah. (sekian lama berdakwah tetapi hanya sedikit yang menjadi pengikutnya).        


Nabi Nuh menyeru kaumnya

Selama ratusan tahun lamanya beliau menyeru kepada kaumnya, melarang menyembah berhala dan hanya menyuruh menyembah Allah. Ternyata hanya beberapa orang yang mengikutnya.

"Dan sungguh, kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata) "Sungguh aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu." (Surah Hud: 25)

"agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang amat pedih." (Surah Hud:26)

Nabi Nuh dicaci oleh orang-orang kafir
Orang yang tidak mahu mengikutinya selalu mengejeknya dengan kata-kata keji.

"Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, ''Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina-dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah seorang pendusta." (Surah Hud:27)

Nabi Nuh berkata: "Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak  menyukainya?" (Surah Hud: 28)

"Dan wahai kaumku! Aku tidak  meminta harta kamu (sebagai imbalan) atas seruanku. Imbalan hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka akn bertemu dengan Tuhannya dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh." (Surah Hud: 29)

"Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongmu dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka? Tidakkah kamu mengambil pelajaran?" (Surah Hud: 30)

Sitegiant E-commerce
"Dan aku tidak mengatakan kepadamu bahawa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang gaib, dan tidak pula mengatakan bahawa sesungguhnya aku malaikat, dan aku juga mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu , "Bahawa Allah tidak akn memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku benar-benar termasuk orang yang zalim." 
(Surah Hud: 31)

Begitulah perdebatan antara Nabi Nuh dengan kaumnya. Mereka sedikitpun tidak menghiraukan kebenaran yang dibawa Nabi Nuh malah terus menentang meskipun sudah disampaikan kepada mereka jika tidak mahu beriman kepada Allah akan mendapat azab yang pedih.

Mereka berkata "Wahai Nuh! Sungguh engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahmu terhadap kami, maka datanglah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar." (Surah Hud: 32).

Nabi Nuh membina kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membina kapal, Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya. Tenteranya mula mengumpulkan bahan yang diperlukan. Mereka membina kapal di tempat luar dan agak jauh dari kota dan masyarakat supaya boleh berkerja dengan tenang dan tanpa gangguan. Mereka rajin dan tekun berkerja siang dan malam membina kapal tersebut.

Walaupun kapal yang dibina jauh dari tumpuan masyarakat, Nabi Nuh tetap mendapat ejekan dan cemuhan daripada kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerjanya membina kapal. 

"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu? Bukankah engkau seorag Nabi atau Rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi tukang kayu dan pembuat kapal? Dan kapal yang kau bina di tempat yang jauh dari air ini, adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau atau angin yang menarik kapalmu ke laut?"

"Baiklah tunggu saja saat itu tiba, jika kamu sekarang mengejek atau mengolok-olokkan kami maka akn tibalah kesempatan kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saat azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."

Setelah kapal siap dibina dan menjadi alat pengangkutan pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:

"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila-bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda daripada-Ku, maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu para pengikutmu, orang-orang yang telah beriman dari kaummu dan kerabatmu dan bawalah serta-merta dua pasang dari tiap jenis makhluk yang ada di atas muka bumi dan berlayarlah dengan seizin-Ku".

Kemudian berlaku hujan yang sangat lebat sehingga sungai menjadi deras dan dahsyat. Dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar di seluruh kota dan desa. Banjir tersebut mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan orang yang beriman dan pasangan haiwan yang sempat diselamatkan.


Orang-orang beriman terselamat dari kapal karam

Dengan iringan 'Bismillah majraha wa mursaha' berlayarlah kapal Nabi Nuh dengan laju meyusuri lautan yang besar, menentang angin yang terkadang lembut dan ribut. Kanan dan kiri kapal terlihatlah orang kafir daripada kaumnya sedang bergelut melawan arus deras yang akhirnya membawa maut.

Sedang mereka teruskan berlayar, tiba-tiba Nabi Nuh melihat putera sulungnya yang bernama Kan'aan timbul dan tenggelam dek arus yang kuat sebagai hukuman Allah. Tanpa disedari timbul perasaan cinta dan kasihnya seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada di ambang maut. Secara spontan Nabi Nuh tergerak hatinya untuk menjerit memanggil anaknya:

"Wahai anakku! Datanglah ke sini dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau hadapi. Jangan engkau ikuti orang-orang kafir yang sedang menjalani hukuman Allah."

Anaknya menjawab:

"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkanku daripada air bah!"
Nabi Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah ini selain Allah yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya maka anaknya termasuk orang yang ditenggelamkan." (Surah Hud:43)

Selesai sahaja Nabi Nuh berkata begitu, anaknya lenyap dari pandangan mata kerana tergelincir ke bawah lautan air mengikuti kaumnya yang derhaka.

Nabi Nuh sedih atas kematian puteranya dalam keadaan yang kafir dan belum mengenal Allah.

"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungghnya janji-Mu adalah janji yang benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa.'' 

"dan Allah berfirman, "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, kerana perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau mohon kepada-Ku sesuatu yang engkau tidak ketahui hakikatnya. Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang yang bodoh."
(Surah Hud: 46)

Kemudian Nabi Nuh memohon ampun kepada Allah:

"Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang tidak aku ketahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, nescaya aku termasuk orang yang rugi." (Surah Hud: 47)

Seluruh kaum Nabi Nuh yang kafir dan zalim habis binasa sesuai dengan kehendak dan hukuman Allah. Air kemudian surut diserap bumi dan kapal tersebut berlabuh di atas bukit Judie. Mereka yang beriman selamat daripada banjir besar.

"dan difirmankan, "Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah! Air pun disurutkan dan perintah diselesaikan dan kapal itu berlabuh dia atas gunung Judi dan dikatakan "Binasalah orang-orang yang zalim." (Surah Hud: 44)

(Gunung Judi terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia).

"Difirmankan, ''Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan semua umat (mukmin) yang bersamamu. Dan ada umat yang kami beri kesenangan (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih." (Surah Hud: 48)

Pengajaran

  • Bantuan Allah tetap ada kepada orang-orang yang beriman.
  • Terus menyampaikan kebaikan meskipun mendapat ejekan, hinaan dan tentangan.
  • Jangan pernah bosan atau putus asa meskipun sedikit yang mengikuti apa yang kita sampaikan.
  • Jika manusia telah derhaka melebihi batas, dunia akan didatangkan Allah azab kepada mereka.
  • Walaupun keluarga sendiri, namun apabila berlainan agama itu bererti bukanlah keluarga lagi.

Comments